Memilih antara penggunaan obat herbal dan formulasi farmasi sintetis seringkali berdasarkan preferensi pribadi dan kondisi medis spesifik yang dialami seseorang.
Ada anggapan umum di kalangan beberapa orang bahwa obat herbal dianggap lebih aman karena berasal dari sumber alam, sedangkan lainnya lebih mempercayai obat yang telah terverifikasi melalui uji klinis.
Namun, untuk menilai keamanan obat herbal dibandingkan dengan obat sintetis, kita dapat merujuk pada sumber dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) dan Better Health Channel, yang menyediakan informasi lebih detail.
Definisi Obat Herbal
Dikenal juga dengan sebutan obat tradisional, obat herbal terbuat dari ekstrak tanaman yang berfungsi sebagai komponen aktif.
Pemilihan tanaman tersebut didasarkan pada keyakinan tradisional akan khasiatnya dalam penyembuhan dan peningkatan kualitas kesehatan.
Walaupun terdapat bukti ilmiah yang mendukung khasiat beberapa herbal, perlu dicatat bahwa tidak semua obat herbal didukung oleh bukti ilmiah yang solid. Oleh karena itu, disarankan agar individu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi produk herbal.
Obat herbal telah lama digunakan, bahkan sebelum teknologi farmasi modern berkembang. Terdapat tanaman dengan khasiat yang sangat kuat dan harus digunakan dengan kehati-hatian.
Penggunaan obat herbal yang telah bertumbuh dalam popularitas umumnya dianggap aman. Akan tetapi, terdapat kemungkinan toksisitas pada obat tradisional ini.
Keracunan akibat konsumsi obat tradisional telah tercatat, disebabkan oleh faktor-faktor seperti kesalahan dalam mengidentifikasi tanaman, proses pembuatan yang tidak sesuai standar, dan penggunaan yang tidak benar.
Berdasarkan itu, NCBI menyarankan agar menghindari penggunaan obat herbal selama kehamilan.
Perbandingan Keamanan Obat Herbal dan Kimia
Tingkat keamanan antara obat herbal dan kimia bisa sangat berbeda. Obat tradisional memang memiliki komponen aktif yang berpotensi menyembuhkan penyakit.
Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa tanaman obat terdiri dari berbagai senyawa yang bisa saling berinteraksi, kadang-kadang menghambat atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Ini merupakan alasan utama mengapa para ilmuwan seringkali mengisolasi senyawa tertentu dari tanaman dengan tujuan mengekstrak khasiat maksimal untuk pengobatan.
Metode ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan efek samping yang bisa timbul dari komponen tanaman lainnya.
Walaupun dengan obat kimia risiko keracunan dan efek samping dapat diminimalisir, tetap ada kemungkinan efek samping. Namun, efek samping obat kimia lebih dapat diprediksi dan diukur karena dosis yang direkomendasikan biasanya telah diuji untuk memberikan hasil terapi dengan risiko minimal.
Di sisi lain, obat herbal seringkali tidak memiliki standar dosis yang jelas, meningkatkan kemungkinan efek samping dan kurangnya bukti efikasi.
Penggunaan Obat Herbal yang Bertanggung Jawab
Untuk mengonsumsi obat herbal dengan cara yang bertanggung jawab, dianjurkan untuk memilih tanaman yang efektivitasnya telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah. Penelitian terus-menerus dilakukan untuk mengevaluasi potensi penyembuhan berbagai tanaman.
Misalnya, cengkeh dan daun jambu biji sudah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi rasa sakit pada gigi. Sebelum mengambil obat herbal, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan agar mendapatkan saran yang tepat mengenai kecocokan dan dosis yang aman.