ist-pasion.com – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Malang mengungkapkan bahwa kecelakaan maut yang melibatkan mobil minimus Toyota Fortuner di jalur Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) disebabkan oleh rem blong. Kecelakaan ini menewaskan empat orang.
Kasat Lantas Polres Malang, AKP Adis Dani Garta, menyatakan bahwa kesimpulan awal mengenai kecelakaan tunggal di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, diduga terjadi karena kendala teknis pada kendaraan dengan nomor polisi B 1683 TJG.
Dia menjelaskan bahwa peristiwa tersebut diduga disebabkan oleh kendala teknis, dengan kemungkinan besar rem blong. Kecelakaan tunggal ini terjadi antara pukul 18.00 hingga 18.30 WIB, dengan kendaraan tersebut melintas di jalur TNBTS menuju Poncokusumo, Kabupaten Malang, dari Kabupaten Lumajang.
Berdasarkan keterangan saksi mata, pengemudi kendaraan jenis Sport Utility Vehicle (SUV) sudah beberapa kali melintas di jalur TNBTS, sehingga dianggap sudah mengenal jalur tersebut dengan baik. Ada sembilan penumpang di dalam kendaraan.
Dalam kecelakaan tersebut, lima orang berada di dalam kendaraan, sementara empat lainnya terlempar keluar. Mobil tersebut terjun ke jalur lain yang berada di bawahnya dan kemudian masuk ke dalam jurang. Kedalaman jurang dari jalur utama di TNBTS kurang lebih 80 meter.
Empat orang korban yang meninggal dunia adalah Imriti Yasin Ali Rahbini, Muslihi Irvani, Tutik Kuntiarti, dan Sulimah. Sementara lima penumpang lain yang selamat adalah Siti Aminah, Fatin, Nafla Syakira, Naila Salsabila, dan Hafis Muhammad Rafif.
Lima orang yang selamat dirawat di Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen Kota Malang. Seluruh korban meninggal adalah orang dewasa, tiga anak mengalami luka, dan ada satu ibu hamil yang selamat. Mereka semua warga Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Petugas kepolisian masih melakukan evakuasi kendaraan yang berada di dalam jurang pada Selasa (14/5). Proses evakuasi masih menunggu kondisi pencahayaan yang memadai, karena lokasi peristiwa berada di jalur kawasan taman nasional tanpa pencahayaan.